“Jika teman-teman memiliki kuasa (otoritas) untuk membuat, mengatur, mengubah, kebijakan dan regulasi yang berlaku pada kampus UGM dan lingkungan sekitarnya, hal-hal apa saja yang pertama kali akan kalian lakukan? Tema ini mengajak teman-teman untuk membuat tulisan kritis-solusi (pendekatan realis, idealis, romantis, rasionalis) atas kebijakan dan regulasi besar atau pun kecil yang berlaku di UGM dan lingkungan sekitarnya.”

 

Teruntuk kampus kehidupan

Bagi jutaan anak bangsa

 

Mengakar kuat, menjulang tinggi

Selayak pohon di bumi pertiwi

 

Mengenalmu jauh sebelum cukup usia

Rajin kudengar cerita indah ayah dan ibunda

Sejaknyalah sebongkah harap tersimpan

Yang akhirnya kau sambut dan kabulkan

 

Delapan tahun yang lalu, aku adalah tunas

Yang tersiram dan tersemai, mengikuti arah panas

Di dalam rahimmu

 

Merasakan hangat dingin cahaya

Aku tumbuh jadi diri yang baru

Dengan belaian lembut dan tajamnya duri

 

Setahun lalu, aku kembali

Merindukan pelukan rahim itu

Tidak begitu berbeda, aku hanyalah daun muda

 

Begitu juga kau, nyaris saja seperti dulu

Kecuali beberapa hal yang membuat kerut di keningku

 

Keramahan rupanya telah bergulir

Kau ubah menjadi keterasingan

Di depan gerbang-gerbang yang semakin dingin

Bersama hamburan kertas kecil warna kuning

Dan penjaga yang terlewat tanpa ucapan terima kasih

Jejeran knalpot mengular tak terhindar lagi

Tak perlulah ajari kami cara mengantri,

Hanya kesengajaan buat buang-buang emisi

 

Masih jelas kuingat kesempatan lain

Saat mesin motorku terpaksa mati

Di tengah jalan yang berubah jadi lautan

Lautan air hujan,

Lautan kekesalan setiap pengemudi yang terpaksa menepi

Bukan, bukan hanya sekali

Mungkin ratusan dalam dekade terakhir ini?

Ironi, saat tak mampu benahi rumah sendiri

Semua mata seakan berlari dari sini

 

P_20170124_133152[1]
Hari itu, di depan gedung lengkung Pascasarjana yang megah. Pemandangan yang hampir selalu terulang saat curah hujan tinggi. (Dokumen pribadi-Februari 2017)

 

Sementara kami bekerja menyiapkan pundi-pundi

Delapan juta bukan bilangan tertinggi

Untuk tiap semester yang tak pandang kondisi

Apakah teori, skripsi, thesis, atau cuti

Semua sama rata, aku tak mengerti

Ke mana perginya

Jangan salahkan kami,

jika yang dihasilkan hanya kepala-kepala karbitan

Memang ini zamannya zaman instan

 

Mengaku intelektual, penyandang berbagai titel akademisi

Namun, ruang kuliah tak ubah guyonan orang di sudut pasar

Tak bedakan identitasnya sebagai pendidik atau pribadi yang punya afiliasi?

Mahasiswa disamakan dengan tembok bisu tak berbicara, tak berpikir akan tingkahnya

Atas nama konstruksi, tak pandang mereka punya hak privat yang semua pihak mesti hormati

Kesalahan logika tumpah ruah, tak pandang lagi struktur-alurnya

Adil berpikir, adil berprasangka, adil mengutarakan yang ada di kepala

Entah di mana diletakkan

Atas nama kritis yang entah darimana definisinya

 

Keadilan yang merata untuk semua

Baik yang netra maupun berkursi roda

Pun masih sebuah cita-cita

Kuharap semua gedung yang semakin menjulang

Memikirkan tempat untuk mereka

Di setiap sudut ruang hingga lintasannya

Bukan hanya tangga-tangga bikin berkeringat, yang tak bertoleransi pada jalannya roda-roda

Karena kita dan mereka sama

Hak merangkai masa depan dan bercita-cita

 

Teruntuk kampus kehidupan

Di dalam rahimmu, aku dibesarkan

Seperti ibu, aku tak suka jika direndahkan

Karena itu, di dalam rahimmu, aku menitip sejuta harapan

 

Featured Image: Innercourt Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan UGM (http://www.hipwee.com/travel/ini-dia-12-spot-instagrammable-yang-indah-di-ugm-wah-jadi-pengen-kuliah-ke-sana/)

 

Bantul, 6 April 2017

22.43